Sabtu, 15 Oktober 2011

21 Oktober Pinang Karimun Beroperasi - Durasi 6 Jam Pelayaran

 

SIAP BEROPERASI: KM Lome saat sandar di Pelabuhan Roro Dompak, baru-baru ini. KM Lome siap beroperasi pada 21 Oktober mendatang.
 
21 Oktober, KMP Lome Beroperasi
TANJUNGPINANG - Tanjungpinang dan Karimun akhirnya segera disatukan oleh perlayaran kapal Roro (roll on roll off) KMP Lome.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepri Muramis mengatakan bila tidak ada aral melintang, Jumat (21/10) Gubernur Kepri akan melepas pelayaran perdana KMP Lome dari Tanjungpinang-Karimun.
‘’ASDP, Adpel dan intansi yang terkait sudah melakukan rapat terakhir. Hasilnya, jadwal keberangkatan KMP Lome dua kali dalam satu minggu yakni setiap Jumat dan Senin,” sebutnya.
Gubernur Kepri sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang tarif KMP Lome bersama dengan ASDP Kota Tanjungpinang. Tiket penumpang untuk orang dewasa yakni Rp47 ribu kemudian anak-anak Rp32 ribu.
Tarif untuk kendaraan seperti motor Rp124.000, untuk mobil penumpang seperti Sedan dan Kijang sejenisnya Rp862.000, mobil barang seperti pikap sejenisnya Rp778.000, untuk bus Rp1.661.000 dan truk Rp1.365.000.
“ASDP Tanjungpinang yang mengelola KMP Lome sudah siap memberangkatkan KMP Lome. Anak Buah Kapal (ABK)-nya juga sudah siap,’’ jelas Muramis lagi.
Sementara itu, Kepala PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Tanjungpinang, Dadang Wijanarko, menegaskan kesiapan ASDP untuk mengoperasikan KMP Lome.
“Dulu sempat tertunda untuk pengoperasian karena selain ABK minim, serah terima KMP Lome dari Kementerian Perhubungan ke ASDP belum ada waktu itu. Tapi sekarang semua administrasi sudah selesai termasuk sudah ada 18 ABK dan sudah siap dioperasikan pada tanggal 21 Oktober mendatang,” tegasnya.
Menurut Dadang, kapal ini dijadwalkan berangkat dari Tanjungpinang ke Karimun dua kali seminggu yakni Senin dan Jumat. Kapasitasnya angkutnya untuk sekitar 214 orang penumpang, 12 unit kendaraan jenis truk, 7 unit kendaraan jenis sedan dan 22 unit roda dua.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 45,50 meter dan lebar sekitar 12 meter. Kemudian, memiliki tempat duduk VIP dan kelas ekonomi dengan tiga lantai dan jumlah anak buah kapal (ABK) 18 orang. Tanjungpinang ke Karimun yang berjarak sekitar 73 mil akan ditempuh KM Lome dalam waktu antara sekitat 6 jam hingga 7 jam.
Aturan FTZ Harus Jelas
Sementara itu, para pedagang antarpulau sangat mendukung beroperasinya KMP Lome, yang rencananya mulai Jumat (21/10) mendatang. Pelepasan perdana KMP Lome akan dilakukan oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Muhammad Sani.
Rahman, salah satu pedagang di Tanjungpinang mengatakan ia sangat merespon beroperasinya KMP Lome yang melayani Tanjungpinang-Karimun.
Beroperasinya kapal ini membuat arus barang keluar dan masuk dari kedua daerah baik Tanjungpinang dan Karimun, akan semakin lancar. Kondisi ini juga diharapkan berdampak pada pertumbuhan perekonomian Tanjungpinang dan Karimun.
‘’Tapi kami (pedagang,red) masih meragukan aturan Free Trade Zone (FTZ). Apakah nanti diterapkan atau tidak dalam bongkar muat barang dari KMP Lome mendatang,” kata Rahman saat berbincang-bincang dengan Tanjungpinang Pos, Jumat (14/10).
Menurut dia, Karimun dan Dompak merupakan kawasan FTZ. Tapi Tanjungpinang Kota, belum masuk kawasan FTZ. Pedagang khawatir saat membawa barang dari Karimun, saat tiba di Dompak dan saat akan dibawa ke Tanjungpinang, nantinya malah dipersulit oleh Bea dan Cukai (BC). Soalnya, Tanjungpinang Kota, belum masuk kawasan FTZ.
“Makanya, kita minta pemerintah memperjelas aturan FTZ di Tanjungpinang,” harapnya.
Bila aturan FTZ tidak jelas, nantinya masyarakat terutama para pedagang bisa dirugikan. Terutama mereka yang membawa barang-barang dagangan.
”Nanti bawa barang dari Karimun ke Tanjungpinang. Sampai di Tanjungpinang harus bayar bea masuk dari BC,” timpalnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar